Mr Ijo
Allah swt berfirman: Hendaklah kamu cukupkan bilangannya dan agungkanlah Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.
Seorang laki-laki mendatangi seorang ulama dengan wajah sedih. Ia mengeluhkan kefakiran dan berbagai kemalangan hidup yang dialaminya. Sang Ulama tersebut berkata, “Apakah kamu mau penglihatanmu diambil dan diganti dengan seribu Dinar? Orang fakir itu berkata, Saya tidak mau.
Sang Ulama bertanya lagi, Apa kamu mau menjadi orang bisu dan diberi seribu Dinar? Orang tersebut menjawab, Saya tidak mau. Sang Ulama bertanya lagi, Apa kamu mau dua tangan dan kakimu buntung dan mendapatkan dua puluh ribu Dinar. Orang tersebut menjawab, Saya tidak mau.
“Apa kamu mau menjadi orang gila dan diberi sepuluh ribu Dinar?”. Tanya ulama. “Saya tidak mau”,Jawab orang itu. Kemudian Sang Ulama berkata, “Terus apa kamu tidak malu dan bersyukur kepada Tuhanmu yang telah memberimu harta senilai puluhan Dinar”.
Puasa mendidik setiap hamba untuk selalu bersyukur. Orang yang bersyukur adalah orang secara sadar mengakui kenikmatan-kenikmatan yang dirasakannya. Sementara orang kufur adalah orang yang menutupi adanya kenikmatan-kenikmatan yang telah dirasakannya. Bila banyak orang puasa sepanjang hari dan sepanjang tahun, kita yang berpuasa hanya di wajibkan dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Ketika banyak orang disaat berbuka mereka tidak memiliki makanan dan minuman yang dapat dinikmati, maka ketika waktu berbuka kita masih dapat menikmati hidangan makanan dan minuman yang dapat kita nikmati.
Imam Nawawi menyebutkan kesempurnaan syukur dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama seorang yang bersyukur harus mengenal pemberi nikmat. Allah berfiman, “Hendaklah kalian bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tua kalian. Pemberi nikmat yang sesungguhnya adalah Allah swt. Namun Allah mengingatkan juga bahwa hendaklah bersyukur kepada orang tua kita yang juga telah berjasa kepada kita. Nabi saw bersabda, “Tidaklah seseorang disebut bersyukur kepada Allah apabila ia tidak berterima kasih juga kepada manusia”. Ketika seseorang yang melupakan jasa dan kebaikan orang lain sesungguhnya ia bukanlah orang yang bersyukur. Ketika seseorang menafikan peran orang lain atas kesuksesannya sesungguhnya ia bukanlah orang yang bersyukur. Tidak sedikit cerita-cerita rakyat dan real story orang-orang yang tidak berterima kasih atas jasa dan peran orang tuanya atau orang lain, mendapatkan azab dari Allah swt akibat menafikan peran dan jasa orang lain..
SMK MUTU
Committed To Good Generation School